AnnisahRahmah 13 years ago Cinta yang penuh rasa…banyak yang bilang begitu. Meski,aku tak mengenal cinta yang sesungguhnya. Belum mampu memilah dengan baik antara ego, emosi, hati kecil, dan logika.
Sedang berusaha memperbaiki diri demi kebahagiaan sendiri...:)
AnnisahRahmah 13 years ago Kesederhanaan berasal dari hati,ada di dalam sana. Tapi,walau bagaimanapun, kesederhanaan akan dicerminkan.
Cerminannya bukan sekedar dari apa yang terlihat,, tapi,lebih ke apa yang bisa dirasakan. Kesederhanaan tercermin dari sikap kita terhadap orang lain, tercermin dari cara kita berbicara, tercermin dari apa yang kita bicarakan,dari bagaimana kita memperlakukan orang lain,bagaimana kita menghargai orang lain. Kesederhanaan tercermin dari bagaimana kita memanusiakan manusia...
:) :) :D
AnnisahRahmah 13 years ago Br0th.....
Tak terasa waktu berganti, tapi aku tak merasa ada yang berubah, yang ada hanya sebuah hati yang sedang kecewa.
Kadang aku tak yakin bahwa kau tak lagi ada untukku, Rindu, sepi kadang buatku benci, tapi kusadar inilah hidup yang kini harus kujalani.
Dikala kita dicintai seseorang rasanya kita begitu bahagia, tapi apakah yang kita dapat, apa yang terkesan dalam hati dan jiwa kita, disaat dia tidak lagi berada didekat kita?
Sederet perasaan yang ada hanya rasa sepi dalam lingkaran ego dan kemunafikan, semua terasa hampa, rapuh dan kering tanpa pernah tahu kemana perasaan ini harus dibawa, gelisah, benci, penyesalan menjerit tanpa ada yang mau mendengarkan lagi, haruskah kita mengeluh, bukankah ini salah kita??????
Tapi,waktu itu berputar, perubahan pasti terjadi, dan dikala kita mencintai seseorang, baru kita tahu rasanya dicuekin,baru kita merasa sakitnya dibohongi, baru kita mengerti betapa sulit menjadi seorang yang mencintai, baru kita sadari kata maaf tak cukup membalut luka dihati kita.
Kekecewaan dan semua yang kau beri cukup membuatku merasa sakitnya mencintai seseorang. Walaupun sakit dan kecewa aku tak pernah membencimu, tak pernah aku menyalahkanmu, karena kusadar inilah resiko yang meski kuterima dan aku pun tak lari dari semua, setidaknya aku telah jujur dengan perasaanku. Aku telah berjuang, berusaha, berharap dan berdoa semampuku wujudkan segala rasaku. Berusaha memperbaiki apa yang ada.
Terima kasih dengan apa yang telah kau beri. Ma'afkan jika selama ini kutak pernah mengerti dan selalu mengganggumu, kini kubiarkan kau melangkah pergi kemana pun yang kau mau,tiada lagi larangan tiada lagi orang yang menganggumu, semoga apa yang ingin kau capai dapat terwujud, terbanglah janganlah kau ragu,akan kukemaskan bait-bait ketulusan dalam untai keindahan yang pernah bersemi,biarlah waktu yang tautkan makna di hembusan nafas yang berdinding kelam dan kedinginan sampai rembulan lelap tidur dihatimu.
AnnisahRahmah 13 years ago “Bahkan dalam kegelapan yang paling gulita pun kita memiliki hak untuk mengharapkan seberkas cahaya, dan seberkas cahaya semacam itu memang akan lebih banyak datang bukan terutama dari teori-teori dan konsep-konsep akan tetapi dari sinar yang tidak pasti, berkelap-kelip, dan sering kali lemah lembut yang kaum pria dan perempuan biaskan dalam hidupnya dan dalam karyanya…” (Hannah Arendt – “Man in the Dark Times” -)
AnnisahRahmah 13 years ago Aku paham,sepertinya engkau memang butuh waktu untuk merenung dan berdiam diri.
Engkau butuh sendiri untuk sementara waktu.
Akupun rela menerima sikap membisumu,,karena,memang aku tak punya hak untuk memaksakan keinginan dan gejolak di dadaku.
Aku harus mengedepankan kesabaran,,meski,rindu untuk mendengar suaramu lagi.
Ya,mungkin ini adalah bagian dari ujian dari sebuah perjuangan.
Perjuangan meraih cintamu,,karena,semakin hari aku merasa engkaulah SOSOK yang selama ini kuimpikan dalam jaga dan tidurku...:heart: :)
AnnisahRahmah 13 years ago Makassar,2007
Barusan saja engkau menelponku.Bangunkan aku nan Suaramu masih lembut,masih ramah, seperti 4 hari yang lalu ketika engkau memberikan keputusan itu.
Hanya aku merasa tak enak hati menganggumu dengan cara seperti ini.Aku selalu ingin menuliskan setiap kisah yang berkesan di hati ini. Menceritakan gelisah dan gembiraku.
Setelah keputusanmu kemarin,aku takut engkau akan terdzolimi oleh curhatanku yang bisa saja membuat langkahmu untuk menjalin hubungan dengan Perempuan yang lebih baik dariku jadi terhambat.
Kalau diriku,tak usah juga engkau risaukan.
Aku sudah terbiasa kecewa karena cinta.Meskipun ketika mencintai seseorang aku membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun agar bisa melupakan. Tapi itu tak masalah. Akupun tak khawatir apakah setelah melabuhkan hati kepadamu masih bisa dicintai Laki-laki lain.Karena,aku sudah menyerahkan masa depanku pada Allah. Biarkanlah Allah yang memilihkan sosok terbaik untukku.
Kalaupun cibiran menerpa diri karena perjuangan mengharapkan cinta berakhir dengan kehinaan, aku pun rela menerima,,asalkan aku tak menyisakan beban berat di hatimu,,asalkan tiada tersisa sakit atas cinta yang kupintakan beberapa waktu ini kepadamu.
Setelah ini aku akan pergi jauh.
Membawa nasibku yang entah kemana akan berlabuh. Aku tak ingin putus asa kecewa karena cinta.
Aku ingin terus hidup dengan senyuman seraya berharap engkau pun bisa melanjutkan hari dengan senyuman pula.
Karena,cinta ini lahir dari nurani.
Yang sejak semula telah berbalut dengan keikhlasan.
Terangkai dengan kelapangan hati menerima apapun jawaban yang akan engkau diberikan.
Cinta memang tak harus memiliki.
Namun,hadirmu akhir-akhir ini telah jadikan hari-hariku begitu indah.
Masih banyak cita dan harapan yang akan kita tuju.
Entahlah...
:o
AnnisahRahmah 13 years ago Aku hidup dalam kenangan.
Kenangan bersamamu,Br0th.
Adalah merupakan satu kebodohan bagiku,,karena, merelakan kau pergi...
Meski,itu bukan maumu.
Bisakah "Ia" datang kembali??
Kembali mewarnai hari-hariku seperti dahulu????
Semenjak kau pergi,alamku terasa kelam.
Hari-hariku yang kulalui bagai tidak berpijak di bumi yang nyata.
Mengenangmu menambahkan sakit di dadaku...:,( :,( :,(
AnnisahRahmah 13 years ago Cinta seperti warna, lebih mudah dinikmati, dirasakan, dan dimaknai sendiri, dibanding ketika mencoba menjelaskannya melalui media kata-kata. Mintalah seseorang menjabarkan bagaimana biru, maka dia kemungkinan akan diam, bingung merangkai kata untuk mendeskripsikannya. Tapi mintalah ia menunjukkan biru, maka ia akan menunjukkan mulai dari hamparan langit, sampai bentangan samudra, hingga kau tahu apa itu biru.
Begitupun cinta. Jika kau pinta aku menjabarkan cinta, maka aku akan diam. Namun cobalah minta aku menunjukkannya, maka aku akan berdiri di sampingmu, di tengah senyumanmu, atau diantara luapan kemarahanmu...:)